Jumat, 04 November 2011

Aktivitas Senam kelas x

SENAM 
A.        HAKIKAT SENAM  
          Senam dapat diartikan sebagai setiap bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu. Olagraga senam mempunyai sistematika tersendiri, serta mempunyai tujuan yang hendak dicapai serta daya tahan, kekuatan, kelentukan, koordinasi, atau bisa juga diperluas untuk meraih prestasi, membentuk tubuh yang ideal dan memelihara kesehatan.
         Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar istilah-istilah yang dipakai untuk menamai jenis-jenis senam. Ada senam si buyung, senam wanita, senam jantung sehat, senam aerobic, senam kesegaran jasmani, senam tera, dan lain-lain. Di samping itu, ada juga  bentuk senam lain yang sering terdengar dalam konteks pertandingan, seperti senam prestasi, senam artistic dan senam akrobatik. Menurut FIG (Federation Internationale de Gymnastiqua) senam dapat dikelompokkan menjadi: (1) senam artistic (artistic gymnastics), (2) senam ritmik (sportive rhythmic gymnastics), dan (3) senam umum (general gymnastics).
         Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistic. Dikatakan senam lantai karena seluruh keterampilan gerakan dilakukan pada lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainnya. Luas lantai yang digunakan dalam kejuaraan senam adalah 12 x 12 meter persegi dengan tambahan 1 meter di setiap sisinya sebagai pengaman.
         Senam lantai adalah salah satu cabang olahraga yang mengandalkan aktivitas seluruh anggota badan, baik untuk olahraga senam sendiri maupun untuk cabang olahraga lain. Itulah sebabnya, senam juga disebut sebagai olahraga dasar. Senam lantai mengacu pada gerak yang dikerjakan dengan kombinasi terpadu dan menjelma dari setiap bagian anggota tubuh dari kemampuan komponen motorik/gerak seperti kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, kelincahan, dan ketepatan.

B.        BENTUK-BENTUK LATIHAN SENAM LANTAI
Bentuk-bentuk latihan senam lantai meliputi: (1) Guling depan, (2) Guling belakang, (3) Kayang, (4) Sikap lilin, (5) Guling lenting/neckspring, (6) Berdiri dengan kepala, dan (7) Berdiri dengan kedua telapak tangan. 
1.         Latihan Gerakan Guling Depan (Forward Roll)
Guling ke depan adalah berguling ke depan aas bagian belakang badan (tengkuk, punggung, pinggang, dan panggul bagian belakang). Latihan guling ke depn dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: guling ke depan dengan sikap awal jongkok dan guling ke depan dengan sikap awal berdiri.
a.         Cara melakukan guling depan
1)        Mula-mula sikap jongkok, kedua kaki rapat, letakan lutut ke dada, kedua tangan menumpu di depan ujung kaki kira-kira 40 cm.
2)        Bengkokkan kedua tangan, letakkan pundak pada matras dengan menundukkan kepala, dagu sampai ke dada.
3)        Lanjutkan dengan melakukan gerakan berguling ke depan, ketika panggul menyentuh matras, peganglah tulang kering dengan kedua tangan menuju posisi jongkok.
Kesalahan-kesalahan
         ●       Kedua tangan yang bertumpu tidak tepat (dibuka terlalu lebar atau terlalu sempit, terlalu jauh atau  terlalu dekat) dengan ujung kaki.
         ●       Tumpuan salah satu atau kedua tangan kurang kuat, sehingga keseimbangan badan kurang    sempurna dan akibatnya badan jatuh ke samping.
         ●       Bahu tidak diletakkan di atas matras saat tangan dibengkokkan.
         ●       Saat gerakan berguling ke depan kedua tangan tidak ikut menolak.
2.      Latihan Gerakan Guling Belakang (Back Roll)
         Guling ke belakang adalah menggulingkan badan ke belakang, dengan posisi badan tetap harus membulat, yaitu kaki dilipat, lutut tetap melekat di dada, kepala ditundukkan sampai dagu melekat di dada.
a.         Cara melakukan guling ke belakang
1)        Sikap permulaan dalam posisi jongkok, kedua tangan di depan dan kaki sedikit rapat.
2)        Kepala ditundukkan kemudian kaki menolak ke belakang.
3)        Pada saat panggunl mengenai matras, kedua tangan segera dilipat ke samping telinga dan telapak tangan menghadap ke bagian atas untuk siap menolak.
4)        Kaki segera diayunkan ke belakang melewati kepala. Dengan dibantu oleh kedua tangan menolak kuat dan kedua kaki dilipat sampai ujung kaki dapat mendarat di atas matras, ke sikap jongkok.
b.        Latihan-latihan guling ke belakang
Kesalahan-kesalahan
●      Penempatan tangan terlalu jauh di belakang, sehingga sikapnya salah dan tidak membuat tolakan.
●      Keseimbangan tubuh kurang baik saat mengguling ke belakang, hal ini disebabkan sikap  kurang bulat.
●      Salah satu tangan yang menumpu kurang kuat, atau bukan telapak tangan yang digunakan untuk menumpu di atas matras.
●      Posisi mengguling kurang sempurna, hal ini disebabkan kepala menoleh ke samping.
●      Keseimbangan tidak terjaga dan oleng, karena mendarat dengan menggunakan lutut (seharusnya telapak kaki).
3.      Latihan Gerakan Kayang
         Kayang adalah suatu bentuk atau sikap badan “terlentang”nyang membusur, bertumpu pada kedua tangan dan kedua kaki dengan siku-siku dan lutut lurus. Anak-anak akan mudah melakukan sikap kayang apabila:
1)      Mempunyai kelentukan otot perut, punggung dan paha.
2)      Kelepasan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang dan persendian panggul.
3)      Kekuatan lengan dan bahu untuk menopang.
a.       Bentuk-bentuk latihan sikap kayang
(gambar)
Kesalahan-kesalahan
         ●       Jarak kedua tangan dan kaki terlalu jauh.
         ●       Siku-siku bengkok, disebabkan kekakuan persendian siku dan bahu.
         ●       Badan kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang lemas/lentuk bagian punggung dan kekakuan pada otot perut.
         ●       Sikap kepala yang selalu menengadah.
         ●       Kurangnya daya keseimbangan.
4.      Latihan Sikap Lilin
         Sikap lilin adalah sikap yang dibuat dari sikap semula tidur terlentang, kemudian mengangkat kedua kaki (rapat) lurus ke atas dengan kedua tangan menopang pinggang.
a.         Latihan-latihan sikap lilin
         (gambar)
Kesalahan-kesalahan
         ●       Jari yang banyak tidak menopang pinggang. Pinggang ditopang dengan ibu jari.
         ●       Kedua kaki yang lurus ke atas itu condong ke belakang, sehingga berat untuk ditopang dan tidak dapat bertahan dalam waktu yang lama.
                   ●       Kedua kaki yang lurus itu condong ke depan, membentuk sikap yang kurang sempurna sebagai sikap lilin.
         ●       Penempatan siku-siku tangan terlalu keluar garis lebar badan.
         ●       Tidak/kurang bertumpu pada pundak.
5.      Berdiri dengan Kepala (Headstand)
         Berdiri dengan kepala adalah sikap tegak, dengan bertumpu pda kepala dan ditopang kedua tangan. Dari penempatan bagian kepala dan sikap kedua tangan sebagai penopang dapatlah dibedakan:
        
Tumpuan kepala ke dada
Tangan menopang
1.       Dahi
2.       Dahi
3.       Ubun-ubun
4.       Ubun-ubun
●      Dengan siku-siku bengkok
●      Dengan lengan lurus
●      Dengan siku-siku bengkok
●      Dengan lengan bawah di lantai


a.         Cara melakukan berdiri dengan kepala
(gambar)
         Kesalahan-kesalahan
         ●       Penempatan kedua tangan dan kepala, tidak merupakan titik-titik segitiga sama sisi.
         ●       Kekakuan pada leher, sendi bahu, perut, pinggang dan paha.
         ●       Kurang kuatnya otot leher, bahu, perut, pinggang dan paha.
         ●       Akibat point (2) dan (3) tersebut diatas, kurang koordinasi dan keseimbangan.
         ●       Alas/dasar lantai tempat kepala bertumpu terlalu keras, menimbulka rasa sakit.
         ●       Siswa terlalu cepat/kuat menolak.
         ●       Sikap tangan yang salah, jari tangan tidak menghadap ke depan.
Kilas Sejarah
         Menurut sejarahnya, istilah senam atau gymnastic berasal dari bahasa Yunani. Kata “Gymnastic” berarti menerangkan bermacam-macam gerak yang dilakukan oleh seseorang yang telanjang. Dalam abad Yunani Kuno, senam tidak dipertandingkan, tetapi hanya untuk mempercantik bentuk tubuh. Senam sekarang ini berasal dari Swedia sejak 1800-an dan menyebar ke seluruh Eropah Tengah dan Utara. Ketika itu senam dipelopori oleh Elli Bjorkstan.
         Sejak 1896 senam sudah mulai dipertandingkan dan terus berlanjut sampai sekarang ini. Peraturan yang digunakan dalam pertandingan/perlombaan senam adalah peraturan yang ditetapkan oleh induk organisasi dunia, yaitu Federation Internationale de Gymnastiqua (FIG).
         Di Indonesia senam mulai dikembangkan sekitar 1963 pada Ganefo I di Jakarta. Pada saat itu senam artistic mulai dipertandingkan. Sejak itulah terpikir untuk membentuk organisasinya. Pada 14 Juli 1963 Lahirlah PERSANI (Persatuan Senam Indonesia). Hingga 1984 telah tercatat 13 Pengda (Pengurus Daerah), antara lain, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra Utara.






        

Tidak ada komentar:

Posting Komentar