Tujuan permainan bola voli adalah
memperagakan teknik dan taktik memainkan bola di lapangan untuk meraih
kemenangan dalam setiap pertandingan. Dalam pertandingan bola voli pengaturan
penempatan posisi pemain sangat menentukan keberhasilan permainan.
1.
Pola Penyerangan
Pola merupakan suatu siasat yang digunakan dalam suatu
pertandingan untuk mencari kemenangan secara sportif. Bentuk taktik penyerangan
dan pertahanan mencakup taktik individual dan kelompok. Taktik penyeragan
merupakan siasat yang mengharuskan regu lawan bertindak menuruti regu yang
melakukan penyerangan. Prinsip taktik penyerangan adalah usaha untuk mematikan
bola di lapangan lawan dengan jalan apa pun yang diperkenankan dalam peraturan
permainan.
Langkah-langkah menyusun suatu suatu penyerangan adalah
sebagai berikut.
a.
Menganalisis situasi pertandingan sesuai dengan
kondisi lawan dan alam sekitar yang sedang dihadapi (keadaan lawan, kawan,
cuaca, dan sebagainya).
b.
Proses pemecahan mental dalam suatu tugas dan
teknik yang akan dikerjakan. Biasanya, akal dan pikiran bkerja lebih menonjol
daripada unsur-unsur kejiwaan lainnya.
c.
Tindakan gerakan secara otomatis terhadap hsil
keputusan yang diambil.
d.
Adaptasi keadaan iklim alam sekitar, perwasitan,
makanan, dan supporter saat berlangsungnya pertandingan
e.
Survey pertandingan dan system-sistem yang
dipergunakan dalam pertandingan.
Berikut pemaparan mengenai pola penyerangan dalam permainan bola voli.
a.
Melindungi Penyerang (cover)
Melindungi penyerang adalah proses serangan dari pemain
penyerang yang bolanya melambung kembali karena bendungan (block) pihak lawan
dan harus diterima oleh pemain seregunya yang bersama-sama telah mempersiapkan
diri untuk membela dan membentuk pertahanan. Cover dapat dikembangkan menjadi
berbagai bentuk latihan, yang semuanya mencakup kemampuan dasar dari
penyerangan.
Tujuan dari meng-cover penyerang adalah meng-cover
seluruh lapangan terhadap segala bola yang dilambungkan kembali dari bendungan
pihak lawan. Jarak antara kelompok-kelompok yang berkumpul di sekitar
penyerangan bergantung dari sebagai berikut.
1)
Lambungan pass dari setter (pengumpan)
2)
Kwalitas block pihak lawan.
3)
Arah lajunya bola yang dipukul oleh penyerang
(setidak-tidaknya menurut perkiraan penyerang sendiri).
b.
Teknik-Teknik Penyerangan
Smes/smash merupakan suatu keahlian yang penting untuk
mendapatkan angka. Seorang pemain yang pandai melakukan smes atau denga istilah
asing disebut smasher harus memiliki kegesitan, pandai melompat, dan mempunyai
kemampuan memukul bola dengan keras. Pemain yang memiliki keahlian ini dapat
digolongkan pemain penyerang yang baik.
Ada empat jenis smes antara lain sebagai berikut.
1)
Frontal smash (smes depan).
2)
Frontal smash dengan twist (smes depan dengan
memutar).
3)
Smes dari pergelangan tangan.
4)
Dump (smes pura-pura).
Dalam melakukan smes ada empat tahap gerakan yang harus
diperhatikan, yaitu sebagai berikut.
1)
Tahap pertama: run up (lari menghampiri).
2)
Tahap kedua: take-off (melompat).
3)
Tahap ketiga: hit (memukul).
4)
Tahap keempat: landing (mendarat).
Seorang penyerang dapat dikatakan mahir dalam melakukan
serangan, apabila ia memiliki kualitas sebagai berikut.
1.
Penyerangan cukup luwes dan tidak harus dengan
satu tipe penyerangan saja.
2.
Pandai meloncat.
3.
Dapat memukul bola dengan keras.
4.
Dapat menjangkau bola-bola jauh.
5.
Mempunyai daya observasi yang tinggi sekali.
Tanpa daya istimewa untuk mengobservasi lawan, seorang pemain tidak mungkin
menjadi seorang penyerang yang berkualitas.
Bermain dengan pola penyerangan bervariasi meliputi sebagai berikut.
1.
Taktik Tim dalam Penyerangan
Formasi bermain suatu tim harus merata pembagian kekuatannya dalam posisi
apa pun untuk melakukan serangan. Oleh karena itu, penempatan smasher,
set-upper, dan pemain universal harus diperhitungkan dengan matang agar dicapai
pemerataan kekuatan dalam penyerangan.
2.
Jenis-jenis pemain sesuai dengan tugas dan
fungsinya dapat dibagi menjadi tiga yaitu sebagai berikut.
a.
Smasher (Sm), bertugas sebagai penyerang utama.
b.
Set-upper (Su), bertugas sebagai pengumpan ke
smasher.
c.
Universal (U), bertugas dan berfungsi serbaguna.
B. Pola Pertahanan
Pola pertahanan sebenarnya
merupakan langkah awal untuk menyusun serangan. Pola pertahanan mempunyai arti
bahwa pemain bertahan dalam keadaan pasif menerima serangan dengan harapan regu
lawan membuat kesalahan dari penyerangannya. Taktik bertahan harus mempunyai
prinsip agar dengan pertahanan itu regunya dapat menyerang kembali regu lawan.
Pertahanan dan penyerangan harus dikembangkan secara selaras dalam
latihan-latihan teknik.
1.
Pola Bendungan (Block) Berteman
Seorang pemain dapat digolongkan sebagai pemain defensive yang baik, jika
mampu bertahan dan mengimbangi smes-smes pihak lawan. Pertahanan mencakup dua
aspek, antara lain menerima smes lawan (biasanya di bagian belakang lapangan)
dan melindungi (mempertahankan) dengan block. Jenis-jenis pertahanan yang
paling penting adalah harus menerima bola dengan kedua belah lengan pada posisi
berdiri.
2.
Taktik-Taktik Bendungan
Block dan system pertahanan harus mampu bekerja sama dengan baik jika
ingin mengalahkan penyerangan yang mematikan dari pihak lawan. Block yang
sering digunakan dalam permainan bola voli adalah sebagai berikut.
a.
Block Satu Pemain
Block jenis ini dimainkan apabila pihak kedua memainkan penyerangan yang
sangat cermat dan kuat, sehingga pemain pihak lawan tidak mempunyai kesempatan
sama sekali untuk membantu block. Akan tetapi, pada jenis block seperti ini,
sesungguhnya lapangan ditutupi dengan “bayangan dari block” tersebut. Sulit
sekali mempertahankan lapangan dengan block seperti ini. Pada block satu
pemain, yang menduduki posisi 6 harus meng-cover sisi yang paling lemah yang
terdapat pada bagian depan lapangan.
b.
Block Dua Pemain
Block dua pemain dibentuk pada posisi 4 dan 2 pada permainan normal.
Situasi blocking seperti ini member kemungkinan lebih banyak untuk meng-cover
pertahanan, jika dibandingkan dengan blocking satu orang. Blocking dua orang
dibentuk pada posisi nomor 3. Pada posisi yang terbaik untuk membentuk block
dua orang adalah posisi nomor 2 dan posisi nomor 4. Akan tetapi, block ini
masih dapat diubah selama pertandingan berlangsung, yaitu perpindahan sampai
sejauh posisi nomor 3. Kalau block itu dibentuk pada posisi pemain nomor 3,
pemain yang menempati posisi nomor 6 keluar dari bayagan block dan mengambil
tugas meng-cover lapangan bersama-sama pemain yang berdiri dekat net. Kalau
block-nya dibentuk pada posisi 4 dan 2, pemain yang menempati posisi nomor 6
tetap mempertahankan posisinya di belakang bayangan block sebagai seorang
pemain yang meng-cover dari dekat.
c.
Block Tiga Pemain
Block seperti ini dibentuk hanya pada situasi-situasi tertentu, biasanya
ditempatkan pada posisi nomor 3. Block seperti ini hanya digunakan pada waktu
menghadapi penyerang lawan yang sanagt tangguh. Pada block jenis ini, pemain
yang menempati posisi 6 bermain di bawahsituasi yang lebih sulit lagi dibandingkan
dengan block lainnya, arah pandangannya terhalang oleh block regunya sendiri.
Akibatnya, ia kurang dapat mengantisipasi gerak-gerak lawan.
Semua ini harus dilakukan tanpa terlihat oleh pihak
penyerang. Pemain posisi 6 ini masih tetap bertanggungjawab yaitu yang bertugas
meng-cover area yang tidak terjaga akibat gerakan-gerakannya sendiri. Dengan
system pertahanan, pemain pada posisi 6 maju ke depan, tempat-tempat yang
paling lemah dan tidak terjaga adalah bagian tengah dan bagian belakang di dalam
bayangan block yang bersangkutan.
d.
C.
Perwasitan Bola Voli
1.
Tanggung Jawab Wasit 1
a.
Sebelum Pertandingan
1)
Memeriksa keadaan lapangan permainan dan
perlengkapan pertandingan.
2)
Melakukan undian untuk menentukan hak servis
pertama dan penempatan lapangan
3)
Mengawasi pemanasan kedua regu.
b.
Selama Pertandingan Berlangsung
1)
Mempunyai wewenang untuk menetukan kesalahan
pukulan servis, posisi regu yang melakukan giliran servis, pentabiran, sentuhan
pada sentuhan pada jalan bola servis, kesalahan menyentuh bola, kesalahan di
atas net beserta pita horiontalnya, dan kesalahan simultan/bersamaan.
2)
Wasit 1 tidak boleh membiarkan suatu perdebatan
atas pengajuan kapten, dia harus dapat menjelaskan penafsiran serta penerapan
peraturan.
3)
Jika kapten tidak sepaham dalam penafdirannya
itu, dia memintakan agar hal tersebut dicatat pada lembar skor, wasit 1 harus
member izin untuk pencatatan protes tersebut di akhir pertandingan.
c.
Sesudah Pertandingan
Wasit mengesahkan skor dengan menandatangani daftar skor dan cepat menuju
ke ruang wasit
2.
Tugas Wasit II
Dia merupakan pembantu wasit I (pertama) dan dapat menggantikannya,
mewakilinya, serta menjalankan tugas wasit I pada keadaan memaksa. Tugas-tugas
khusus wasi II adalah sebagai berikut.
a.
Mengawasi posisi pemain selama permainan
berlangsung, begitu pula pada waktu perpindahan tempat set penentuan.
b.
Mengawasi tindak-tanduk anggota masing-masing
regu yang duduk di bangku cadangan dan bila ternyata ada salah sikap harus
dilaporkan kepada wasit I.
c.
Selama pertandingan berlangsung, harus mencegah
kemungkinan adanya pemain cadangan yang melakukan pemanasan di luar area
pertandingan.
d.
Mengawasi jumlah time-out dan pergantian yang
telah dilakukan oleh masing-masing regu dan melaporkan data tersebut kepada
wasit I dan pelatih yang bersangkutan pada saat terjadinya penghentian.
e.
Menolak pengajuan penghentian yang tidak layak,
mengabulkan permohonan yang sah, serta mengawasi jangka waktu pelaksanaannya.
f.
Dapat menunjukkan kesalahan lain tanpa meniup peluit
walau bukan daerah tanggungannya, melainkan tidak boleh menekan wasit.
g.
Menetepkan diperlukan atau tidaknya mengeringkan
permukaan lantai permainan yang dianggap basah atau licin.
3.
Hakim Garis (linesman)
Pada pertandingan internasional diwajibkan
menggunakan empat hakim garis. Pada pertandingan di bawah tingkat internasional diperkenankan
menggunakan dua hakim garis. Hakim garis bertanggung jawab memberikan isyarat
mengenai kesalahan yang menjadi wewenangnya.
Posisi hakim garis adalah sebagai berikut.
a.
Jika mengguanakan empat hakim garis, mereka
berdiri di daerah bebas pada jarak kira-kira 1-3 meter dari sudut lapangan,
menghadap perpanjagan garis imajiner yang harus diawasinya.
b.
Jika menggunakan dua hakim garis, mereka harus
berdiri di sudut yang berseberangan atau diagonal pada sudut bebas agar dapat
mengawasi garis belakang dan garis samping yang terdekat padanya.
izin share
BalasHapusizin share
BalasHapusizin share
BalasHapus