TES PENGUKURAN
KEBUGARAN JASMANI
1.
Kebutuhan
Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani
Dalam proses pengukuran dibutuhkan alat pengukur. Dengan
alat ini akan didapat data yang merupakan hasil pengukuran. Ciri khas dari
pengukuran adalah adanya hasil yang berbentuk angka atau score dan hasil ini dapat diolah secara statistika.
Bila sesuatu
usaha tanpa disertai pengetesan dan pengukuran, maka sukar untuk dapat
menyatakan adanya kekurangan atau kemajuan. Kemajuan di dalam bidang olahraga,
administrasi, cara pembuatan instruksi, pelatihan dan sebagainya, secara
timbale balik telah mempengaruhi peningkatan ilmu pengetahuan lainnya dalam
memecahkan masalah-masalah dengan cara ilmiah.
Penggunaan kata penilaian sering dicampuradukkan dengan
istilah pengukuran. Adalah keliru bila kata penilaian disinonimkan dengan
pengukuran. Pengukuran merupakan salah satu teknik yang dipergunakan dalam
proses penilaian. Penilaian dapat dirumuskan sebagai proses penghargaan yang
efektif terhadap tujuan yang akan dicapai. Dalam pendidikan, penilaian
mempunyai beberapa variasi.
2.
Fungsi
Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness. Dalam total fitness terdapat beberapa komponen
yaitu anatomical fitness, physiological fitness, dan psychological fitness. Menurut
Karpovich, bahwa physical fitness
adalah suatu kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu yang memerlukan
usaha otot. Menurut Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda, yang dimaksud
dengan physical fitness adalah
kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa
menimbulkan kelelahan yang berarti.
Mengacu kepada definisi physical
fitness, maka kesegaran jasmani mempunyai beberapa unsur, yaitu: (1) strength (kekuatan), (2) Power (daya tahan kekuatan dan kecepatan),
(3) Speed (kecepatan), (4) flexibility (kelentukan), (5) Agility (kelincahan), dan (6) Endurance (daya tahan).
a.
Fungsi tes kesegaran jasmani
Fungsi tes kebugaran jasmani dalam program pengajaran
Pendidikan Jasmani di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah:
1)
Mengukur kemampuan fisik siswa
2)
Menentukan status kondisi fisik siswa
3)
Menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah
satu tujuan pengajaran Pendidikan Jasmani.
4)
Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa.
5)
Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam
meningkatkan kebugaran jasmaninya.
6)
Sebagai salah satu bahan masukan dalam
memberikan nilai pelajaran Pendidikan Jasmani.
b.
Tes kebugaran jasmani Indonesia untuk Siswa
Sekolah Menengah Atas
Tes kesegaran jasmani Indonesia terdiri atas lima butir
tes, yaitu: (1) lari cepat (60 meter), (2) Angkat tubuh (pull-up/30 detik untuk
putri dan 60 detik untuk putra), (3) Baring duduk (sit-up/60 detik), (4) Loncat tegak (vertical jump), dan (5) Lari jauh (1000 m untuk putrid dan 1200
meter untuk putra).
1)
Tujuan:
Untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan menentukan tingkat kesegaran
jasmani siswa.
2)
Alat
dan fasilitas:
a)
Lintasan lari atau lapangan yang datar tidak
licin
b) Stopwatch.
c)
Bendera start dan tiang pancang.
d)
Nomor punggung/dada
e)
Palang tunggal.
f)
Papan berskala dengan ukuran 30 x 150 cm dan
berwarna gelap
g)
Serbuk kapur
h)
Penghapus.
i)
Formulir pencatat hasil tes dan alat tulis.
3)
Butir-butir
tes
a)
Tes lari cepat 60 meter
b)
Tes angkat tubuh (30 detik untuk putrid dan 60
detik untuk putra).
c)
Tes baring duduk 60 detik.
d)
Tes loncat tegak.
e)
Tes lari jauh (1000 meter untuk putrid dan 1200
meter untuk putra).
4)
Pelaksanaan
tes
a)
Tes lari cepat 60 meter
(1)
Tujuan :
Mengukur kecepatan lari seseorang.
(2)
Alat/fasilitas :
lintasan lari, peluit, stopwatch, bendera start dan tiang pancang.
(3)
Pelaksanaan :
(a)
Siswa berdiri di belakang garis start dengan
sikap berdiri.
(b)
Apabila ada aba-aba “ya” siswa lari ke depan
secepat mungkin menempuh jarak 60 meter.
(c)
Pada saat siswa menyentuh/melewati garis finish
stopwatch dihentikan
(4)
Cara member skor:
Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak
60 meter. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.
b)
Tes angkat tubuh (30 detik untuk putrid dan 60
detik untuk putra)
(1)
Tujuan :
mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu.
(2)
Alat/fasilitas :
lantai, palang tunggal, stopwatch dan
formulir pencatat hasil.
(3)
Pelaksanaan :
(a)
Siswa bergantung pada palang tunggal, sehingga
kepala, badan dan tngkai lurus.
(b)
Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya
lurus.
(c)
Kemudian siswa mengangkat tubuhnya dengan
membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati palang
tunggal, lalu kembali ke sikap semula.
(d)
Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang,
tanpa istirahat selama (30 detik untuk putrid dan 60 detik untuk putra).
(4)
Cara member skor:
Skor hasil tes yaitu jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar
selama (30 detik untuk putrid dan 60 detik untuk putra). Setiap gerakan angkat
tubuh yang tidak benar diberi nilai 0 (nol).
(gambar )
c)
Tes baring duduk 60 detik
(1)
Tujuan : mengukur kekuatan dan daya
tahan otot perut
(2)
Alat/fasilitas :
lantai, palang tunggal, stopwatch dan
formulir pencatat hasil.
(3)
Pelaksanaan :
(a)
Siswa berbaring di atas lantai/rumput, kedua
lutut ditekuk kurang lebih 90 derajat.
(b)
Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang
kepala dengan jari tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai.
(c)
Salah seorang teman membantu memegang dan
menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.
(d)
Apabila ada aba-aba “ya”, siswa bergerak
mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali
ke sikap semula.
(e)
Lakukan gerakan itu berulang-ulang dengan cepat
tanpa istirahat dalam waktu 60 detik.
(4)
Cara memberi skor:
Skor hasil tes yaitu jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar
selama 60 detik. Setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0
(nol).
(gambar)
d)
Tes loncat tegak
(1)
Tujuan : mengukur daya ledak (tenaga
eksplosif) otot tungkai.
(2)
Alat/fasilitas :
dinding, papan berwarna gelap berukuran (30 x 150 cm) berskala satuan ukuran
sentimeter yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak antara lantai
dengan nol pada papan skala ukuran 150 cm, serbuk kapur dan alat penghapus, dan
formulir pencatat hasil.
(3)
Pelaksanaan :
(a)
Siswa berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki
berada dekat papan dinding di samping tangan kiri atau kanannya.
(b)
Kemudian tangan yang berada dekat dinding
diangkat lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala,
sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
(c)
Kedua tangan lurus berada di samping badan
kemudian siswa mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan
kedua tangan di ayun ke belakang.
(d)
Seterusnya siswa meloncat setinggi mungkin
sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding,
sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini menampilkan
tinggi raihan loncatan siswa tersebut.
(gambar)
(4)
Cara member skor:
Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga kali loncatan, sebagai
hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan
tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa
loncatan. Contoh: Si Budi tinggi raihan tanpa loncatan 165 cm, sedangkan tinggi
raihan loncatannya mencapai 220 cm, maka skor tegaknya yaitu 220 cm – 165 cm =
55 cm.
e)
Tes lari jauh (1.000 meter untuk putrid dan
1,200 meter untuk putra)
(1)
Tujuan : mengukur daya tahan (cardio respiratory endurance).
(2)
Alat/fasilitas :
lapangan, bendera start, peluit, stopwatch, nomor dada, tanda/garis start dan
finish, dan formulir pencatat hasil.
(3)
Pelaksanaan:
(a)
Siswa berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba
“siap” siswa mengambil sikap start berdiri untuk siap berlari.
(b)
Pada aba-aba “ya” siswa berlari menuju garis
finish, dengan menempuh jarak (1.000 meter untuk putrid dan 1.200 meter untuk
putra).
(c)
Bila ada siswa yang mencuri start, maka siswa
tersebut dapat mengulangi tes tersebut.
(4)
Cara member skor:
Hasil yang dicatat sebagai skor lari 1.000 meter (putri) dan 1.200 meter
(putra) adalah waktu yang dicapai dalam menempuh jarak tersebut. Hasil dicatat
sampai sepersepuluh detik.
5)
Criteria/norma
tes kesegaran jasmani Indonesia (Untuk siswa SMA/Usia 16 – 19 tahun
Klasifikasi Nilai
|
Jenis Kelamin
|
|
Putra
|
Putri
|
|
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
|
228 – ke atas
176 – 227
127 – 175
78 – 126
Sampai dengan 77
|
206 – ke atas
134 – 205
80 – 133
39 – 79
Sampai dengan 36
|
Ckp bgt nih
BalasHapus