Minggu, 17 Maret 2013

Kebugaran Jasmani (x)


TES PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI
1.         Kebutuhan Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani
Dalam proses pengukuran dibutuhkan alat pengukur. Dengan alat ini akan didapat data yang merupakan hasil pengukuran. Ciri khas dari pengukuran adalah adanya hasil yang berbentuk angka atau score dan hasil ini dapat diolah secara statistika.
Bila sesuatu usaha tanpa disertai pengetesan dan pengukuran, maka sukar untuk dapat menyatakan adanya kekurangan atau kemajuan. Kemajuan di dalam bidang olahraga, administrasi, cara pembuatan instruksi, pelatihan dan sebagainya, secara timbale balik telah mempengaruhi peningkatan ilmu pengetahuan lainnya dalam memecahkan masalah-masalah dengan cara ilmiah.
Penggunaan kata penilaian sering dicampuradukkan dengan istilah pengukuran. Adalah keliru bila kata penilaian disinonimkan dengan pengukuran. Pengukuran merupakan salah satu teknik yang dipergunakan dalam proses penilaian. Penilaian dapat dirumuskan sebagai proses penghargaan yang efektif terhadap tujuan yang akan dicapai. Dalam pendidikan, penilaian mempunyai beberapa variasi.

2.         Fungsi Tes dan Pengukuran Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan bagian dari total fitness. Dalam total fitness terdapat beberapa komponen yaitu anatomical fitness, physiological fitness, dan psychological fitness. Menurut Karpovich, bahwa physical fitness adalah suatu kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu yang memerlukan usaha otot. Menurut Direktorat Jenderal Olahraga dan Pemuda, yang dimaksud dengan physical fitness adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dengan efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti.
Mengacu kepada definisi physical fitness, maka kesegaran jasmani mempunyai beberapa unsur, yaitu: (1) strength (kekuatan), (2) Power (daya tahan kekuatan dan kecepatan), (3) Speed (kecepatan), (4) flexibility (kelentukan), (5) Agility (kelincahan), dan (6) Endurance (daya tahan).
a.        Fungsi tes kesegaran jasmani
Fungsi tes kebugaran jasmani dalam program pengajaran Pendidikan Jasmani di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah:
1)        Mengukur kemampuan fisik siswa
2)        Menentukan status kondisi fisik siswa
3)        Menilai kemampuan fisik siswa, sebagai salah satu tujuan pengajaran Pendidikan Jasmani.
4)        Mengetahui perkembangan kemampuan fisik siswa.
5)        Sebagai bahan untuk memberikan bimbingan dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya.
6)        Sebagai salah satu bahan masukan dalam memberikan nilai pelajaran Pendidikan Jasmani.

b.        Tes kebugaran jasmani Indonesia untuk Siswa Sekolah Menengah Atas
Tes kesegaran jasmani Indonesia terdiri atas lima butir tes, yaitu: (1) lari cepat (60 meter), (2) Angkat tubuh (pull-up/30 detik untuk putri dan 60 detik untuk putra), (3) Baring duduk (sit-up/60 detik), (4) Loncat tegak (vertical jump), dan (5) Lari jauh (1000 m untuk putrid dan 1200 meter untuk putra).
1)        Tujuan:
Untuk mengukur kemampuan fisik siswa dan menentukan tingkat kesegaran jasmani siswa.
2)        Alat dan fasilitas:
a)      Lintasan lari atau lapangan yang datar tidak licin
b)      Stopwatch.
c)       Bendera start dan tiang pancang.
d)      Nomor punggung/dada
e)      Palang tunggal.
f)       Papan berskala dengan ukuran 30 x 150 cm dan berwarna gelap
g)      Serbuk kapur
h)      Penghapus.
i)        Formulir pencatat hasil tes dan alat tulis.
3)        Butir-butir tes
a)      Tes lari cepat 60 meter
b)      Tes angkat tubuh (30 detik untuk putrid dan 60 detik untuk putra).
c)       Tes baring duduk 60 detik.
d)      Tes loncat tegak.
e)      Tes lari jauh (1000 meter untuk putrid dan 1200 meter untuk putra).
4)        Pelaksanaan tes
a)      Tes lari cepat 60 meter
(1)    Tujuan                         : Mengukur kecepatan lari seseorang.
(2)    Alat/fasilitas              : lintasan lari, peluit, stopwatch, bendera start dan tiang pancang.
(3)    Pelaksanaan             :
(a)    Siswa berdiri di belakang garis start dengan sikap berdiri.
(b)   Apabila ada aba-aba “ya” siswa lari ke depan secepat mungkin menempuh jarak 60 meter.
(c)    Pada saat siswa menyentuh/melewati garis finish stopwatch dihentikan
(4)    Cara member skor:
Skor hasil tes yaitu waktu yang dicapai oleh pelari untuk menempuh jarak 60 meter. Waktu dicatat sampai persepuluh detik.
b)      Tes angkat tubuh (30 detik untuk putrid dan 60 detik untuk putra)
(1)    Tujuan                         : mengukur kekuatan dan daya tahan otot lengan dan otot bahu.
(2)    Alat/fasilitas              : lantai, palang tunggal, stopwatch dan formulir pencatat hasil.
(3)    Pelaksanaan             :
(a)    Siswa bergantung pada palang tunggal, sehingga kepala, badan dan tngkai lurus.
(b)   Kedua lengan dibuka selebar bahu dan keduanya lurus.
(c)    Kemudian siswa mengangkat tubuhnya dengan membengkokkan kedua lengan, sehingga dagu menyentuh atau melewati palang tunggal, lalu kembali ke sikap semula.
(d)   Lakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang, tanpa istirahat selama (30 detik untuk putrid dan 60 detik untuk putra).
(4)    Cara member skor:
Skor hasil tes yaitu jumlah angkatan tubuh yang dilakukan dengan benar selama (30 detik untuk putrid dan 60 detik untuk putra). Setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0 (nol).
(gambar )
c)       Tes baring duduk 60 detik
(1)    Tujuan                         : mengukur kekuatan dan daya tahan otot perut
(2)    Alat/fasilitas              : lantai, palang tunggal, stopwatch dan formulir pencatat hasil.
(3)    Pelaksanaan             :
(a)    Siswa berbaring di atas lantai/rumput, kedua lutut ditekuk kurang lebih 90 derajat.
(b)   Kedua tangan dilipat dan diletakkan di belakang kepala dengan jari tangan saling berkaitan dan kedua lengan menyentuh lantai.
(c)    Salah seorang teman membantu memegang dan menekan kedua pergelangan kaki, agar kaki tidak terangkat.
(d)   Apabila ada aba-aba “ya”, siswa bergerak mengambil sikap duduk, sehingga kedua sikunya menyentuh paha, kemudian kembali ke sikap semula.
(e)   Lakukan gerakan itu berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat dalam waktu 60 detik.
(4)    Cara memberi skor:
Skor hasil tes yaitu jumlah baring duduk yang dilakukan dengan benar selama 60 detik. Setiap gerakan angkat tubuh yang tidak benar diberi nilai 0 (nol).
(gambar)
d)      Tes loncat tegak
(1)    Tujuan                         : mengukur daya ledak (tenaga eksplosif) otot tungkai.
(2)    Alat/fasilitas              : dinding, papan berwarna gelap berukuran (30 x 150 cm) berskala satuan ukuran sentimeter yang digantung pada dinding dengan ketinggian jarak antara lantai dengan nol pada papan skala ukuran 150 cm, serbuk kapur dan alat penghapus, dan formulir pencatat hasil.
(3)    Pelaksanaan             :
(a)    Siswa berdiri tegak dekat dinding, kedua kaki berada dekat papan dinding di samping tangan kiri atau kanannya.
(b)   Kemudian tangan yang berada dekat dinding diangkat lurus ke atas, telapak tangan ditempelkan pada papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya.
(c)    Kedua tangan lurus berada di samping badan kemudian siswa mengambil sikap awalan dengan membengkokkan kedua lutut dan kedua tangan di ayun ke belakang.
(d)   Seterusnya siswa meloncat setinggi mungkin sambil menepuk papan berskala dengan tangan yang terdekat dengan dinding, sehingga meninggalkan bekas raihan pada papan berskala. Tanda ini menampilkan tinggi raihan loncatan siswa tersebut.
(gambar)
(4)    Cara member skor:
Ambil tinggi raihan yang tertinggi dari ketiga kali loncatan, sebagai hasil tes loncat tegak. Hasil loncat tegak diperoleh dengan cara hasil raihan tertinggi dari salah satu loncatan tersebut dikurangi tinggi raihan tanpa loncatan. Contoh: Si Budi tinggi raihan tanpa loncatan 165 cm, sedangkan tinggi raihan loncatannya mencapai 220 cm, maka skor tegaknya yaitu 220 cm – 165 cm = 55 cm.
e)      Tes lari jauh (1.000 meter untuk putrid dan 1,200 meter untuk putra)
(1)    Tujuan                         : mengukur daya tahan (cardio respiratory endurance).
(2)    Alat/fasilitas              : lapangan, bendera start, peluit, stopwatch, nomor dada, tanda/garis start dan finish, dan formulir pencatat hasil.
(3)    Pelaksanaan:
(a)    Siswa berdiri di belakang garis start. Pada aba-aba “siap” siswa mengambil sikap start berdiri untuk siap berlari.
(b)   Pada aba-aba “ya” siswa berlari menuju garis finish, dengan menempuh jarak (1.000 meter untuk putrid dan 1.200 meter untuk putra).
(c)    Bila ada siswa yang mencuri start, maka siswa tersebut dapat mengulangi tes tersebut.
(4)    Cara member skor:
Hasil yang dicatat sebagai skor lari 1.000 meter (putri) dan 1.200 meter (putra) adalah waktu yang dicapai dalam menempuh jarak tersebut. Hasil dicatat sampai sepersepuluh detik.
5)        Criteria/norma tes kesegaran jasmani Indonesia (Untuk siswa SMA/Usia 16 – 19 tahun

Klasifikasi Nilai
Jenis Kelamin
Putra
Putri
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
228 – ke atas
176 – 227
127 – 175
78 – 126
Sampai dengan 77
206 – ke atas
134 – 205
80 – 133
39 – 79
Sampai dengan 36

1 komentar: