a.
Peralatan Lempar Lembing
International Athletic Federation (IAF) adalah induk organisasi
atletik dunia yang mengeluarkan dan menetapkan segala peraturan dan ketentuan
perlombaan atau event atletik tingkat
dunia.
Beberapa peraturan dan ketentuan yang ditetapkan IAF adalah sebagai berikut.
Beberapa peraturan dan ketentuan yang ditetapkan IAF adalah sebagai berikut.
1)
Alat
Bentuk lembing menyerupai sebuah tombak dan dibuat dengan konstruksi yang
berciri aerodinamik. Lembing terbagi atas dua bagian, yaitu lembing yang
terbuat dari logam dengan badan lembing terbuat dari kayu atau metal dan tali
lembing yang terletak melilit pada titik setimbang lembing (titik pusat
gravitasi lembing).
2)
Ukuran
lembing
Berat lembing untuk putra : 800 gram
Berat lembing untuk putri : 600 gram
Panjang lembing untuk putra : 2,6 – 2,7 meter
Panjang
lembing untuk putri : 2,2 – 2,3 meter
b.
Lapangan Lempar Lembing
1)
Daerah Lemparan
Daerah
lemparan (track) lempar lembing
terbagi atas sebagai berikut.
a)
Lintasan awalan
Lintasan awalan dibatasi garis 5 cm. Lebar lintasan 4 m dan panjang
minimal 30 m.
b)
Lengkung lemparan
Lengkung lemparan dibuat dari kayu atau metal yang dicat putih dengan
lebar 7 cm, datar dengan tanah dan merupakan busur (lengkungan) dari lingkaran
yang berjari-jari 8 m. garis 1,5 meter dibuat dari titik temu garis lintasan
awalan dengan lengkung lemparan dan menyiku keluar.
c)
Sektor
lemparan
Tebal garis sector lemparan 5 cm. sector dibentuk oleh dua garis yang
dibuat dari titik pusat lengkung lemparan dengan sudut 29⁰
2)
Ketentuan
Menurut peraturan dan ketentuan perlombaan resmi, ada
tiga peraturan pokok yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh seorang pelempar
lembing, yaitu sebagai berikut.
a)
Lembing harus dipegang tepat di bagian batang
lembing yang dililit dengan tali pegangan.
b)
Sejak awalan atau ancang-ancang dimulai hingga
saat lembing dilepaskan, pelempar tidak boleh menghadapkan punggungnya secara
penuh kea rah sektor lemparan.
c)
Lemparan yang sah, yaitu mata lembing harus
menancap atau menggores tanah disektor pelemparan.
2.
Teknik Dasar Lempar
Lembing
Teknik dasar lempar lembing
dengan menggunakan awalan langkah silang
(cross step). Beberapa tahapan
rangkaian gerakan yang perl diperhatikan oleh seorang pelempar lembing adalah
sebagai berikut.
a.
Memegang
Lembing
Latihan memegang lembing
Ada dua cara memegang
lembing yang banyak digunakan oleh pelempar lembing, yaitu:
1)
Cara
Finlandia
a)
Jari tengah melingkari pegangan lembing pada
bagian tepi belakang dan bersnetuhan dengani bu jari yang lurus memegang di
tempat itu juga.
b)
Jari telunjuk memegang lembing di belakang
pegangan agak lurus dan segaris dengan lengan.
c)
Dua jari yang lain berimpit dan melingkari
pegangan lembing agak renggang dengan jari tengah. Dengan cara ini tarikan pada
bagian tepi belakang pegangan lembing dilakukan oleh jari tengah.
2)
Cara
Amerika
a)
Jari telunjuk memegang bagian tepi belakang
pegangan lembing.
b)
Ibu jari dalam keadaan lurus diletakkan pada
lembing di belakang tepi pegangan.
c)
Tiga jari yang lain berimpit agak renggang
dengan jari telunjuk memegang pada pegangan lembing. Dengan cara ini yag
memegang peranan dalam melempar adalah jari telunjuk.
Pelempar dapat
memilih cara yang mana yang cocok baginya. Cara manapun yang dipilih oleh
pelempar harus dapat memberikan pegangan yang enak, dapat engendalikan jalan
serta arah lemparan dengan tepat, dan dapat menyalurkan tenaga dengan tepat
pula.
Cara memegang lembing yang cocok
untuk atlet pemula, yaitu sebagai berikut.
1.
Jari telunjuk memegang pegangan pada tepi
belakang
2.
Tiga jari lainnya berimpit dan renggang dengan
jari telunjuk.
3.
Ibu jari diletakkan pada tepian belakang dari
pegangan.
b.
Membawa
Lembing
Lembing dibawa dengan cara
sebagai berikut.
1)
Lembing dibawa di atas pndak
2)
Mata lembing menyerong ke atas membentuk sudut
40 derajat.
3)
Siku kanan menunjuk ke depan.
c.
Teknik
Membuat Awalan
Keberhasilan suatu lemparan
sangat ditentukan oleh ketepatan membuat awalan. Oleh sebab itu, sebelum
melakukan lemparan hendaknya terlebih dahulu menentukan dua tanda (check mark). Tanda pertama adalah tempat
memulai awalan, biasanya awalan yang ideal berjarak 15 – 20 meter dan tanda
kedua adalah sebagai tempat melempar.
Teknik melakukan awalan adalah
sebagai berikut.
1)
Berlari secepat-cepatnya dimulai dari batas
pertama sambil membawa lembing.
2)
Ketika sedang berlari dan kaki kanan menginjak
batas yang kedua, luruskan kaki kiri ke depan. Berasamaan dengan itu, lembing
dibawa ke belakang dengan tangan lurus, usahakan berat badan ditumpu dikaki
kanan.
3)
Setelah itu, kaki kiri ke depan, disusul dengan
kaki kanan disiliangkan di depa kaki kiri. Kemudian kaki kiri dilangkahkan ke
depan lagi, serta kaki kanan disilangkan kembali di depan kaki kiri.
d.
Sikap
Tubuh Ketika Melempar
Posisi tubuh ketika melakukan
lemparan adalah sebagai berikut.
1)
Tubuh berdiri tegak, kedua kaki dibuka. Kaki
kiri di depan, kaki kanan di belakang menyamping arah lemparan.
2)
Lutut kaki kanan ditekuk ke depan, ke samping
badan.
3)
Kaki kiri ke depan lurus, agak rileks.
4)
Badan condong ke belakang, pandangan kea rah
lemparan.
5)
Tangan kanan yang memegang lembing lurus ke
belakang.
6)
Mata lembing berada dekat di depan mata kanan
serong atau menyudut ke atas.
7)
Sudut yang dibentuk oleh lembing diukur dari
tanah kurang lebih 40⁰.
e.
Cara
Melemparkan Lembing
Teknik melempar lembing dilakukan
dengan cara sebagai berikut.
1)
Begitu kaki kiri mendarat dengan ujung kaki
menjurus ke arah lemparan, kaki kanan diputar dan digerakkan ke atas depan.
2)
Panggul diputar ke kiri dan badan ditegakkan.
3)
Kemudian, dengan segera lembing dilemparkan
sekuat-kuatnya ke depan atas.
4)
Lembing lepas pada waktu tangan yang memegang
lembing lurus ke depan.
5)
Setelah lembing dilepas, segera kaki kanan yang
digunakan untuk menolak, menggantikan kaki kiri (kaki kiri diangkat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar