Jumat, 22 Februari 2013

Lempar Lembing (kelas xi)

1.       Perlengkapan Lempar Lembing
a.        Peralatan Lempar Lembing
International Athletic Federation (IAF) adalah induk organisasi atletik dunia yang mengeluarkan dan menetapkan segala peraturan dan ketentuan perlombaan atau event atletik tingkat dunia.
Beberapa peraturan dan ketentuan yang ditetapkan IAF adalah sebagai berikut.
1)        Alat
Bentuk lembing menyerupai sebuah tombak dan dibuat dengan konstruksi yang berciri aerodinamik. Lembing terbagi atas dua bagian, yaitu lembing yang terbuat dari logam dengan badan lembing terbuat dari kayu atau metal dan tali lembing yang terletak melilit pada titik setimbang lembing (titik pusat gravitasi lembing).
2)        Ukuran lembing
Berat lembing untuk putra                  :    800 gram
Berat lembing untuk putri                   :    600 gram
Panjang lembing untuk putra              :    2,6 – 2,7 meter
Panjang lembing untuk putri               :    2,2 – 2,3 meter
b.     Lapangan Lempar Lembing
1)     Daerah Lemparan
Daerah lemparan (track) lempar lembing terbagi atas sebagai berikut.
a)        Lintasan awalan
Lintasan awalan dibatasi garis 5 cm. Lebar lintasan 4 m dan panjang minimal 30 m.
b)        Lengkung lemparan
Lengkung lemparan dibuat dari kayu atau metal yang dicat putih dengan lebar 7 cm, datar dengan tanah dan merupakan busur (lengkungan) dari lingkaran yang berjari-jari 8 m. garis 1,5 meter dibuat dari titik temu garis lintasan awalan dengan lengkung lemparan dan menyiku keluar.
c)          Sektor lemparan
Tebal garis sector lemparan 5 cm. sector dibentuk oleh dua garis yang dibuat dari titik pusat lengkung lemparan dengan sudut 29⁰
2)        Ketentuan
Menurut  peraturan dan ketentuan perlombaan resmi, ada tiga peraturan pokok yang harus dilaksanakan dan dipatuhi oleh seorang pelempar lembing, yaitu sebagai berikut.
a)        Lembing harus dipegang tepat di bagian batang lembing yang dililit dengan tali pegangan.
b)        Sejak awalan atau ancang-ancang dimulai hingga saat lembing dilepaskan, pelempar tidak boleh menghadapkan punggungnya secara penuh kea rah sektor lemparan.
c)         Lemparan yang sah, yaitu mata lembing harus menancap atau menggores tanah disektor pelemparan.

2.       Teknik Dasar Lempar Lembing
Teknik dasar lempar lembing dengan menggunakan awalan langkah silang  (cross step). Beberapa tahapan rangkaian gerakan yang perl diperhatikan oleh seorang pelempar lembing adalah sebagai berikut.
a.         Memegang Lembing
Latihan memegang lembing
        Ada dua cara memegang lembing yang banyak digunakan oleh pelempar lembing, yaitu:
1)        Cara Finlandia
a)      Jari tengah melingkari pegangan lembing pada bagian tepi belakang dan bersnetuhan dengani bu jari yang lurus memegang di tempat itu juga.
b)      Jari telunjuk memegang lembing di belakang pegangan agak lurus dan segaris dengan lengan.
c)       Dua jari yang lain berimpit dan melingkari pegangan lembing agak renggang dengan jari tengah. Dengan cara ini tarikan pada bagian tepi belakang pegangan lembing dilakukan oleh jari tengah.
2)        Cara Amerika
a)      Jari telunjuk memegang bagian tepi belakang pegangan lembing.
b)      Ibu jari dalam keadaan lurus diletakkan pada lembing di belakang tepi pegangan.
c)       Tiga jari yang lain berimpit agak renggang dengan jari telunjuk memegang pada pegangan lembing. Dengan cara ini yag memegang peranan dalam melempar adalah jari telunjuk.
Pelempar dapat memilih cara yang mana yang cocok baginya. Cara manapun yang dipilih oleh pelempar harus dapat memberikan pegangan yang enak, dapat engendalikan jalan serta arah lemparan dengan tepat, dan dapat menyalurkan tenaga dengan tepat pula.
Cara memegang lembing yang cocok untuk atlet pemula, yaitu sebagai berikut.
1.         Jari telunjuk memegang pegangan pada tepi belakang
2.         Tiga jari lainnya berimpit dan renggang dengan jari telunjuk.
3.         Ibu jari diletakkan pada tepian belakang dari pegangan.
b.        Membawa Lembing
Lembing dibawa dengan cara sebagai berikut.
1)        Lembing dibawa di atas pndak
2)        Mata lembing menyerong ke atas membentuk sudut 40 derajat.
3)        Siku kanan menunjuk ke depan.
c.         Teknik Membuat Awalan
Keberhasilan suatu lemparan sangat ditentukan oleh ketepatan membuat awalan. Oleh sebab itu, sebelum melakukan lemparan hendaknya terlebih dahulu menentukan dua tanda (check mark). Tanda pertama adalah tempat memulai awalan, biasanya awalan yang ideal berjarak 15 – 20 meter dan tanda kedua adalah sebagai tempat melempar.
Teknik melakukan awalan adalah sebagai berikut.
1)        Berlari secepat-cepatnya dimulai dari batas pertama sambil membawa lembing.
2)        Ketika sedang berlari dan kaki kanan menginjak batas yang kedua, luruskan kaki kiri ke depan. Berasamaan dengan itu, lembing dibawa ke belakang dengan tangan lurus, usahakan berat badan ditumpu dikaki kanan.
3)        Setelah itu, kaki kiri ke depan, disusul dengan kaki kanan disiliangkan di depa kaki kiri. Kemudian kaki kiri dilangkahkan ke depan lagi, serta kaki kanan disilangkan kembali di depan kaki kiri.
d.        Sikap Tubuh Ketika Melempar
Posisi tubuh ketika melakukan lemparan adalah sebagai berikut.
1)        Tubuh berdiri tegak, kedua kaki dibuka. Kaki kiri di depan, kaki kanan di belakang menyamping arah lemparan.
2)        Lutut kaki kanan ditekuk ke depan, ke samping badan.
3)        Kaki kiri ke depan lurus, agak rileks.
4)        Badan condong ke belakang, pandangan kea rah lemparan.
5)        Tangan kanan yang memegang lembing lurus ke belakang.
6)        Mata lembing berada dekat di depan mata kanan serong atau menyudut ke atas.
7)        Sudut yang dibentuk oleh lembing diukur dari tanah kurang lebih 40⁰.
e.        Cara Melemparkan Lembing
Teknik melempar lembing dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1)        Begitu kaki kiri mendarat dengan ujung kaki menjurus ke arah lemparan, kaki kanan diputar dan digerakkan ke atas depan.
2)        Panggul diputar ke kiri dan badan ditegakkan.
3)        Kemudian, dengan segera lembing dilemparkan sekuat-kuatnya ke depan atas.
4)        Lembing lepas pada waktu tangan yang memegang lembing lurus ke depan.
5)        Setelah lembing dilepas, segera kaki kanan yang digunakan untuk menolak, menggantikan kaki kiri (kaki kiri diangkat).
6)        Pandangan ke depan kea rah lemparan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar